JADWAL MISA HARIAN : 05.45 & 18.00

Pelayanan Digital - Seksi Komsos


Gereja Katolik Paroki St Antonius Padua, Bidaracina

Minggu Paskah 07.00 : "Dia Menjadi Sumber Kehidupan bagi Kita"


Pagi pukul 06.00 terasa cerah di halaman Gereja St. Antonius. Matahari yang tak terlalu terik menyinari halaman membuat aspalnya memantulkan cahaya oranye. Umat yang hendak mengikuti Misa Hari Raya Paskah pukul 07.00 tampak ramai di depan gerbang. Tak lama, tempat duduk di dalam gereja terisi penuh. Sekitar 10–15 menit kemudian, umat sudah diarahkan untuk menuju Lantai 4 Gedung Hati Kudus Yesus. Berdasarkan rencana panitia, untuk misa pagi itu, Vitri Ballroom sudah tidak digunakan lagi untuk umat. Ada 1–2 orang yang masih berjalan ke arah Vitri Ballroom, tetapi petugas tata laksana—yang kali ini berasal dari Wilayah XIII dan berjumlah 18 orang—segera memanggil mereka untuk kembali ke GHKY.

Menjelang pukul 07.00, kursi di Lantai 4 GHKY sudah terisi penuh. Umat yang datang kemudian diarahkan ke Lantai 1 GHKY (Selasar). Di sini, umat memenuhi sekitar 80% kursi yang disediakan. Para petugas yang berjaga, baik dari tata laksana maupun panitia, tampak tidak terlalu tegang seperti pada hari-hari sebelumnya. Selain umat yang datang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kemarin, cuaca yang tidak terlalu panas juga membuat suasana lebih nyaman sehingga wajah para petugas tampak semringah. Umat pun tetap antusias meminta lilin dari petugas yang bersiap di gerbang depan dengan penggantian sukarela.

Dalam khotbahnya, Romo Antonius Yuswito, SCJ—yang menjadi satu-satunya selebran dalam misa ini—mengatakan bahwa Yesus yang wafat dan bangkit itu memang masuk ke dalam kemuliaan, tetapi Dia juga hidup dalam diri kita. “Dia menjadi sumber kehidupan bagi kita apabila kita menyambut kebangkitan-Nya itu dengan penuh syukur dan penuh iman,” katanya. Yesus menjadi pelita atau obor yang menerangi perjalanan hidup kita di dunia. Dalam hal ini, Yesus juga mengajarkan atau membimbing kehidupan macam apa yang harus kita jalani selama kita hidup di dunia ini.

Kita diingatkan bahwa kita selama hidup di dunia ini dibimbing oleh Yesus yang bangkit, dan juga diajak untuk memandang tujuan hidup kita di depan, di mana Yesus bertakhta, yaitu di surga. Kalau Kristus hidup di dalam kita dan kita hidup di dalam Dia, ada jaminan kemuliaan bagi kita di dalam surga kelak.

Iman memang tidak sekali jadi tetapi membutuhkan proses pengalaman hidup bersama Yesus. Yesus berkarya di dalam hidup kita, terlebih dalam situasi yang sulit dan berat. “Ternyata saya bisa melewati jalan yang sulit dan terjal itu, ini berkat Yesus yang menjadi hidup saya,” ungkap Romo Yuswito dari pengalamannya sendiri.

Ia melanjutkan, kita juga bisa belajar dari pengalaman para murid dan perempuan yang datang ke kubur Yesus pada pagi hari. “Bukti Yesus itu bangkit memang makam yang kosong, tetapi terlebih-lebih bahwa Dia menampakkan diri kepada saksi-saksi yang telah ditunjuk atau ditentukan,” jelas Romo Yus. “Yesus, dalam penampakan itu, selalu dikaitkan dengan makan bersama. Ini tanda Yesus sungguh hidup dan bangkit.”

Misa pagi itu diisi pula dengan Madah Sekuensia sebelum Bait Pengantar Injil. Madah ini merupakan pujian kepada Kristus, Sang Kurban Paskah. Biasanya, Madah Sekuensia dinyanyikan dalam perayaan-perayaan Ekaristi sampai Minggu Paskah Kedua. Setelah misa yang berlangsung kurang lebih sekitar 1,5 jam itu selesai, umat pulang dengan wajah ceria dan hati gembira.

Peliput: Eko YAF (Tim Komsos)

Tue Apr 29 2025 - webmaster


Berita Lainnya

logo

Jl. Otista Raya No. 76A, Bidaracina, RT.4/RW.5, Kampung Melayu, Jatinegara, Jl. Otista Raya No.76, RT.4/RW.5, Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13330

FOLLOW US