Gereja Katolik Paroki St Antonius Padua, Bidaracina
Agak berbeda dengan homili dari Misa Minggu Palma pada Sabtu sore maupun Minggu pagi dan siang, Romo Antonius Yuswito, SCJ, yang memimpin Misa Minggu Palma pukul 16.30 sore, dalam homilinya mengajak umat merenungkan peristiwa penyaliban dan kematian Yesus dari sudut pandang kepala pasukan yang menyalibkan Yesus.
Berdasarkan bacaan dari Injil Lukas, yang disampaikan dalam bentuk passio, kita mengetahui bahwa setelah Yesus wafat, kepala pasukan baru menyadari dan mengakui siapa sebenarnya Yesus, sampai-sampai ia berkata: “Sungguh, Ia ini orang besar.”
Dengan mengakui hal itu, ucap Romo Yuswito, artinya kepala pasukan mengakui bahwa Yesus benar-benar adalah jalan, kebenaran, dan hidup. “Kalau dia mengakui Yesus itu orang besar, berarti dia mengakui: ‘aku ini orang hina karena dosa-dosaku.’ Dia menyesal: ‘Kenapa tidak dari dulu aku mengakui Dia sebagai orang besar dan tidak bersalah ….’”
Romo Yuswito melanjutkan, dalam perjalanan sengsara-Nya, Yesus tidak merengek untuk minta diampuni. Sebaliknya, Yesus mau mengosongkan diri-Nya, mengosongkan keagungan dan keallahan-Nya. Maka dari itu, kita diajak merenungkan: apakah kita akan sadar seperti kepala pasukan tadi yang mau mengakui kebesaran Yesus dan mohon ampun atas dosa-dosanya, atau tetap kukuh tidak mau mengakui Yesus seperti Mahkamah Agama, atau seperti Pilatus (yang plin-plan dalam mengakui ketidakbersalahan Yesus)?
Misa sore ini umat tidak terlalu padat, karena kebanyakan lebih memilih ikut misa pada pagi atau siang hari. Meski begitu, selain di gereja, umat yang tidak kebagian tempat di gereja juga menempati selasar dan lantai 4 GHKY. Untunglah sore hingga malam hari ini hujan sudah berhenti, kendati sempat turun cukup lebat sekitar pukul 14.00–15.00.
Peliput: Vero B.V. (Tim Komsos)
Tue Apr 29 2025 - webmaster