JADWAL MISA HARIAN : 05.45 & 18.00

Liturgi dan Pewartaan - Seksi Liturgi


Gereja Katolik Paroki St Antonius Padua, Bidaracina



Jumat Agung 12.00 : "Cinta-Nya Rela Terluka demi Menyembuhkan Kita"


Ibadat Jumat Agung di Gereja Santo Antonius Padua dilakukan dua kali. Pertama pukul 12.00, kedua pukul 15.00. Umat sudah berdatangan bahkan sejak pukul 09.30 untuk mengikuti ibadat pertama. Praktis, sebelum pukul 11.00, bagian dalam gereja sudah dipenuhi oleh umat. Umat yang datang mulai diarahkan ke Vitri Ballroom dan juga Gedung Hati Kudus Yesus. Kedua tempat yang terakhir ini pun dipenuhi oleh umat. Suasananya tenang walaupun sedikit berisik. Cuaca yang agak mendung tidak menyurutkan langkah umat untuk mengikuti Ibadat Jumat Agung siang ini. Langit tampak mendung menjelang misa, menciptakan suasana sejuk meski ada kemungkinan hujan turun. Untunglah, sampai akhir ibadat, hujan tidak turun walaupun langit agak gelap.

Para petugas liturgi sudah banyak yang hadir di pelataran dalam Vincentius Putri sebelum pukul 11.00. Ibadat ini dipimpin oleh Romo Antonius Heruyono, SCJ dan Romo Cornelius Dwijo Sukarno, SCJ. Perarakan petugas liturgi memasuki gereja melalui bagian luar gereja, melewati pintu portir Vincentius, menuju pintu utama gereja.

Para petugas tata laksana menjalankan tugasnya dengan baik, dari mengatur tempat duduk, membagikan lembar doa, hingga membantu umat yang membutuhkan panduan, semuanya dilakukan dengan ramah dan penuh dedikasi. Para petugas tata laksana ini berasal dari gabungan Wilayah V dan Wilayah VI yang semuanya berjumlah 48 orang. Berbeda dengan Misa Kamis Putih, misalnya, para petugas dari kedua wilayah tersebut sengaja dicampur untuk bertugas di gereja, GHKY, maupun Vitri Ballroom.

Sementara itu, koor yang bertugas adalah Bintang Kejora dengan organis David Ebang Jawan. Mereka tampak mencolok dengan pakaian berwarna merah. Para petugas passionis, yang terdiri dari 4 orang, adalah para pemazmur yang biasa bertugas, yaitu para mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Mereka adalah Stenislaus Angga, Bertolomeus Laksana, Ignatius Naibaho, dan Ferdinandus Bata. Kombinasi antara koor dan para petugas passio sangat apik dengan suara yang merdu. Umat tampak khusyuk mengikuti pembacaan passio ini.

Setelah passio, Romo Heru menyampaikan pesan singkat. Romo Heru mengatakan bahwa selain untuk mengenangkan wafat Yesus, Jumat Agung adalah juga momen di mana kita merenungkan makna cinta yang lebih dalam.

“Cinta-Nya yang terluka, cinta yang menyerahkan diri, cinta yang tidak menuntut balas. Salib bukanlah akhir cerita, tetapi pintu menuju kebangkitan. Yesus disalib bukan karena kelemahan tetapi karena kekuatan cinta-Nya. Ia tidak melawan, ia tidak melarikan diri, karena kasih-Nya lebih besar daripada rasa sakit-Nya. Cinta sejati tidak mencari jalan keluar, tetapi tetap tinggal meski harus menderita. Yesus berkata: ‘Sudah selesai.’ Ini bukan kata menyerah tetapi pernyataan kemenangan. Ia telah menyelesaikan tugas perutusan-Nya: mengasihi sampai tuntas. Hari ini kita diajak bukan untuk menangisi penderitaan, tetapi meneladani kasih-Nya. Cinta-Nya yang rela terluka demi menyembuhkan. Cinta yang rela ditolak demi kita semua. Cinta yang mengundang kita untuk percaya. Mari kita datang ke salib bukan hanya dengan air mata, tetapi dengan hati yang siap berubah. Mari kita jadikan Jumat Agung ini sebagai titik balik untuk hidup yang lebih bermakna, hidup yang mau memikul salib, bukan sebagai beban, tetapi sebagai bentuk kesetiaan kita kepada kasih Tuhan kita, Yesus Kristus.”

Intinya, kisah sengsara Kristus adalah pengingat mendalam tentang cinta Allah yang tak terbatas bagi umat manusia. Melalui penderitaan, pengkhianatan, dan penyaliban-Nya, Yesus menunjukkan teladan pengorbanan sejati untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

Ibadat penciuman salib berjalan dengan tertib, diawali oleh Romo Heru, kemudian Romo Dwijo mencium salib. Di dalam gereja, ada beberapa titik salib untuk penghormatan/penciuman salib, yaitu mengikuti titik-titik pembagian komuni. Beberapa umat difabel dilayani oleh para misdinar dengan mendekati posisi duduk mereka, yaitu di bagian depan sebelah kanan.

Dari beberapa informasi, tampilan video dan suara di Vitri Ballroom mengalami sedikit gangguan walaupun tidak terus-menerus. Di gereja sendiri, ibadat berjalan khidmat dan lancar. Begitu juga dengan di Gedung Hati Kudus Yesus.  

Sebelum ibadat pertama selesai, umat yang hendak mengikuti ibadat kedua pukul 15.00 sudah berdatangan dan memasuki arena parkir dekat gerbang Utama. Oleh panitia, mereka diarahkan untuk duduk dekat pagar. Mendekati selesainya ibadat pertama, jumlah umat yang berdatangan semakin banyak. Panitia berinisiatif untuk tidak mengizinkan umat ibadat kedua masuk sampai umat ibadat pertama keluar. Ketika umat dari ibadat pertama mengosongkan gereja, umat yang akan mengikuti ibadat kedua berdesakan untuk masuk ke dalam gereja melalui pintu Porta Sancta, sementara sebagian umat yang lain masih ditahan oleh panitia di luar gerbang utama.

 

Peliput: Eko, Karren (Tim Komsos)

Tue Apr 29 2025 - webmaster


Berita Lainnya

logo

Jl. Otista Raya No. 76A, Bidaracina, RT.4/RW.5, Kampung Melayu, Jatinegara, Jl. Otista Raya No.76, RT.4/RW.5, Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13330

FOLLOW US