Header-Natal

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 
Pesta Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yusuf
 
Hari Minggu setelah Natal kita merayakan Pesta keluarga Kudus: Yesus Maria dan Yusuf. Yesus yang telah lahir tinggal dalam hati dan keluarga kita. Melalui pesta keluarga kudus ini kita diajak untuk meneladan Maria dan Yusuf dalam menerima dan mendampingi Yesus. Kita juga disadarkan bahwa keluarga kita kudus karena menerima Sakramaen Perkawinan suci. Kita dibimbing untuk menghayati hidup keluarga yang bahagia.
 
Semua orang mendambakan hidup berkeluarga yang bahagia, namun tidak semua orang dapat membentuk keluarga bahagia. Bahkan beberapa orang mengalami kesulitan, gagal mempertahankan bahtera keluarga. Mengapa demikian? Kita sadar karena masing-masing menganggap diri paling benar, paling baik dan mengabaikan pasangannya. Mereka tidak mengembangkan keutamaan dasar yakni kebijaksanaan, kesabaran dan cinta. Dan yang paling mendasar mereka melupakan Tuhan yang hadir dalam keluarga dan pasti mereka tidak mempunyai kebiasaan doa bersama.
 
Yusuf mendidik dan mendamanpingi Yesus dengan kebijaksanaan, Maria dengan kesabaran dan cinta kasih. Maka Yesus dapat tumbuh, berkembang dengan cerdas dan penuh daya ilahi. Kita melihat tradisi yang bagus dalam keluarga Yahudi dalam mendidik dan mendampingi anak. Peran kedua oran tua sangat menentukan. Ibu mendidik anak sampai ia cerai susu. Setelah itu bapak mendidik anak sampai usia dua belas tahun. Pada usia dua belas tahun anak dididik oleh Taurat. Itu sebabnya Yesus dibawa ke Yerusalem pada usia dua belas tahun. Setelah dididik oleh Taurat Yesus mengarahkan perhatian pada Bapa-Nya. “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakaah kamu tahu bahwa Aku harus berada dalam rumah Bapa-Ku?”
 
Kunci keluarga bahagia adalah semua anggota menerima Tuhan dalam hidup dan doanya. Kita menumbuhkembangkan kebijaksanaan, kesabaran dan cinta kasih. Kita juga dapat meneladan sikap Maria yang menyimpan semua perkara dalam hati. Ia selalu merenungkan peristiwa itu dan selalu menemukan jawaban yang baru. Kita meneladan semangat Yesus selalu berorientasi pada kehendak Bapa. Mari kita hanyati iman dan kasih kita meneladan keluarga kudus Nazarat, keluarga kita pun selalu bahagia dan berkat Tuhan selalu melimpah dan tercurah.
 
Tuhan kami bersyukur Engkau telah menganugerahkan keluarga kepada kami, agar kami dapat berkembang dalam iman dan kasih. Semoga Engkau selalu mencurahkan berkat-Mu kepada keluarga kami, sehingga kami hidup rukun dan damai dalam semangat kasih. Amin
 
Bidaracina 26 Desember 2021, Blasius Sumaryo SCJ