Header-Natal

Paus Fransiskus menyebut St. Fransiskus Asisi sebagai contoh orang yang paling menonjol dalam hal perhatiannya kepada kaum miskin. Selama berabad-abad keteladanan St. Fransiskus Asisi diikuti banyak orang. Ia tak puas memeluk orang kusta dan memberi mereka sedekah, bahkan ia memilih tinggal bersama mereka.

St. Fransiskus Asisi menjadikan ini sebagai titik balik pertobatannya: “Ketika saya berada dalam dosa-dosa saya, sepertinya ada sesuatu yang terlalu pahit untuk dilihat pada orang kusta, dan Tuhan sendiri yang memimpin saya di antara mereka dan saya menunjukkan belas kasihan kepada mereka. Dan ketika saya meninggalkan mereka, apa yang tampak pahit bagi saya berubah menjadi manisnya pikiran dan tubuh.”

Bapa Suci meminta kepada para Uskup, imam, dan diakon yang oleh panggilan mereka memiliki misi mendukung orang miskin, untuk membantu menjadikan Hari Kaum Miskin Sedunia—yang ditetapkan pada 19 November 2017 lalu—sebagai sebuah tradisi. “Jika kita ingin membantu mengubah sejarah dan mendorong perkembangan yang nyata, kita perlu mendengar jeritan orang miskin dan berkomitmen untuk mengakhiri marjinalisasi mereka,” kata Paus.

Itu dilakukan bersama dengan semua orang, asosiasi, gerakan, dan relawan di mana pun yang secara nyata berkontribusi pada evangelisasi di dunia sekarang ini; keberpihakan kepada yang kecil dan terpinggirkan.

Paus menjelaskan, Hari Orang Miskin Sedunia merupakan rangkaian penutup Tahun Kerahiman sehingga di seluruh dunia komunitas Kristen bisa menjadi tanda kasih Kristus yang semakin besar untuk yang terkecil dan yang paling membutuhkan. Ia menyinggung semangat para jemaat perdana yang melayani orang-orang miskin: “Lalu, mereka menjual harta benda dan miliknya, kemudian membagi-bagikannya kepada semua orang, sesuai kebutuhannya masing-masing” (Kis. 2:45).

Bapa Suci menambahkan, ada saat-saat ketika orang Kristen tidak memperhatikan seruan ini, dan justru mengambil cara berpikir duniawi. Namun, Roh Kudus tidak gagal untuk memanggil kita dengan berbagai cara, untuk melayani orang miskin.

Dalam masa Prapaskah ini, marilah kita lebih peduli pada kaum papa miskin yang tak berdaya dan tersingkirkan, agar mereka dapat juga merasakan cinta kasih Tuhan. Amin.

 

*disunting dari: hidupkatolik.com