Header-Natal
Penyakit kusta adalah penyakit yang memberikan penderitaan fisik dan psikologis di tengah masyarkat jaman Yesus. Penyakit ini dianggap sebagai akibat dari dosa atau kutukan dari Allah. Maka mereka yang kena penyakit kusta, bukannya dibantu untuk dapat sembuh, justru diasingkan oleh keluarga dan masyarakat. Mereka harus memakai pakaian yang sobek, rambut terurai dan menutup mata sambil mengucapkan najis-najis. Mereka harus tinggal di luar kampung atau kota, tidak bergabung dengan masyarakat.
 
Kuasa dan kasih Yesus luar biasa. Yesus tidak menyingkirkan orang kusta ini, namun justru menerima dan menyembuhkannya. Orang kusta ini percaya hanya Yesus yang dapat menolongnya. Maka dia berjuang masuk kota dan berlutut di hadapan Yesus seambil berseru: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat menahirkan aku.” Yesus langsung menanggapi, “Aku mau, jadilah engkau tahair.” Sabda dan kuasa Yesus ini sungguh luar biasa, orang kusta ini langsung sembuh, bersih dan bebas dari belenggu keterasingan.
 
Yesus meminta orang ini pergi kepada imam dan mempersembahkan kurban. Hanya imam yang mempunyai wewenang untuk menyatakan seseorang itu najis, kotor, berdosa atau bersih dan tahir. Orang kusta yang telah sembuh dinyatakan imam bersih, berarti sudah sembuh dan bebas dari dosa. Ia dapat kembali dan diterima oleh masyarakat.
 
Yesus ikut merasakan sukacita dan penderitaan kita. Ia juga mendengarkan ungkapan doa,iman dan kasih kita. Yesus selalu mengurlurkan tangan menerima kita yang datang kepada-Nya. Betapa besar kasih Tuhan ini kepada kita. Kita pun perlu mengembangkan rasa syukur kita kepada-Nya.
 
Tuhan Yesus, kalau Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan kami. Lihatlah kami yang rapuh, lemah dan berdosa ini. Bukalah hati kami agar kami berpegang teguh pada sabda-Mu dan dapat merasakan belas kasih-Mu dalam kehidupan kami. Amin 
 
Bidaracina, 13 Januari 2022, Blasius Sumaryo SCJ