Header-Natal

Hari Rabu Oktaf Paskah

Pengalaman kecewa bahwa Yesus yang diharapkan menjadi pemimpin, “seorang nabi, yang sangat berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan iseluruh bangsa kami”, wafat membuat kedua murid Emaus kembali ke kampung halaman. Mereka meninggalkan Yerusalem yang memberi kenangan pahit membunuh Yesus dan membunuh masa depan mereka. Mereka hendak menghilangkan kekecewaan dan pengalaman pahit ini dan berhenti menjadi murid Yesus.

Dalam perjalanan pulang ini mereka berkacap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. “Yesus sendiri mendatangi mereka dan bejalan bersama mereka.” Mereka tidak mengenali Yesus yang telah bangkit ini. Maka saat Yesus mempertanyakan apa yang mereka percakapkan mereka mengira Yesus ini sebagai orang asing. “Adakah Engkau satu-satunya orang asing Yerusalem, yang tidak tahu apa yang apa yang terjadi hari-hari belakangan ini?”

Dalam percakapan bersama Yesus, kedua murid Emaus dibuka pikiran mereka untuk lebih mengenal Kitab Suci . “Hai-hai orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk dalam kemulian-Nya?” Mereka mengenal Yesus yang bangkit ini saat mereka merayakan Ekaristi di rumah mereka, Yesus memecahkan roti. Akhirnya mereka kembali ke Yerusalem bergabung lagi bersama para murid yang lain, menjadi saksi Yesus.

Betapa pentingnya bagi kita membaca Kitab Suci, mempercakapkan peristiwa Yesus ini dan merayakan Ekaristi. Kita mendapatkan keteguhan iman. Yesus berjalan dan bercakap-cakap bersama kita. Dia yang ilahi tetap hadir menyertai kita. Tuhan berkenan hadir dalam keluarga dan memberkati kita semua. Tuhan berkenan kita undang hadir dalam keluarga kita melalui doa dan percakapan bersama tentang Dia.

Tuhan kami bersyukur Engkau berkenan hadir menyertai perjalanan dan percakapan para murid-Mu. Engkau meneguhkan semangat dan iman mereka yang lemah. Perkenankanlah kami ikut ambil bagian dalam karya penciptaan baru menurut semangat hidup Kristus yang bangkit. Amin

Bidaracina, 20 April 2022, Blasius Sumaryo SCJ