Header-Natal

Hari Minggu Palma

Cinta kasih yang tulus kepada manusia dan ketaatan kepada kehendak Bapa, menguatkan tekan Yesus teguh pergi ke Yesuraslem. Yesus sadar perjalanan ini bakal berakhir dengan penolakan para pemimpin dan pengurbanan diri di salib dan kebangkitan. Yesus tetap mengarahkan pandangan-Nya ke Yerusalem. “Ketika hampir tiba waktunya Yesus diangkat ke Surga, Ia mengarahkan pandangannya untuk pergi ke Yerusalem.” (Luk 19:51).

Yesus memasuki Yerusalem dengan menunggang keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang. Dialah penunggang pertama. Yesus mampu menguasai, menjinakan keledai liar.Ia hendak memimpin dan mengarahkan pikiran-pikiran liar kita, dibimbing untuk dapat berfokus pada kehadiran Tuhan. Kita taat setia kepada-Nya. Kita menyambut kehadiran Yesus untuk menebus dan menyelamatkan kita.

Orang Israel yang telah lama menantikan kedatangan Mesias dari Tuhan akan segera menangkap bahasa dan tindakan Yesus naik keledai ini. Mereka ingat nubuat Zakaria: “Bersorak-sorailah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersosak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat rajamu datang kepadamu, ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda” (Zak 9:9). Maka mereka antusias, gegap gempita menyambut kedatangan Yesus masuk Yerusalem . Mereka bersorak-sorai ; Hosana Putra Daut dengan melambai-lambaikan tangan memegang daun palem.

Namun setelah sampai di dalam kota mereka tidak konsisten menyambut dan mengelu-elukan Yesus. Mereka mudah terprovokasi, dipengaruhi oleh orang lain terutama orang Farisi dan imam-imam kepala. Mereka hendak mengurbankan Yesus. Mereka yang terprovokasi ini berteriak Salibkan Dia-Salibkan Dia, membuat Pilatus, wali negeri yang awalnya mau membela Yesus, kini tidak berdaya menghadapi tekanan masa ini. Mari kita memasuki dan merayakan Pekan Suci ini dengan setia menyambut dan mengikuti Yesus yang berkenan berkurban, menderita sengsara dan bangkit untuk menebus kita. Iman kepercayaan kita Yesus Mesias, penebus yang menderita sengsara dan bangkit tidak mudah luluh oleh hasutan atau pengaruh orang lain. Kita semakin teguh, percaya dan berani menjadi saksi sebagai murid Yesus jaman ini.
,
Tuhan kami kagum akan cinta-Mu kepada kami dan ketaatan kepada kehendak Bapa. Dengan sadar Engkau datang ke Yerusalem meskipun ditolak para pemimpin dan akan menderita sengsara, wafat dan bangkit pada hari ketiga. Kami mohon bukalah hati kami untuk memahami misteri penderitaan-Mu, jadikanlah kami bersedia mengukuti jejak-Mu sambil memanggul salib kami sendiri. Amin

Bidaracina 10 April 2022, Blasius Sumaryo SCJ