Header-Natal

“Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hiduungnya, demikianlah manusia itu menjadi mahkluk yang hidup” (Kej 2:7). Kita hidup karena Roh Allah yang dihembuskan dalam diri kita. Allah hadir dalam diri setiap orang. Kita semua saudara dan kita bisa memahami jika Yesus juga hadir dalam diri orang yang menderita. Ia selalu tergerak hati oleh belas kasih membebaskan semua orang dari penderitaannya. Yesus menanamkan dalam diri kita semangat kasih dan peduli membantu sesama yang kekurangan.

Dalam Injil hari ini Yesus mengungkapkan suasana pengadilan terakhir. Yesus sebagai hakim terakhir hadir dalam kemulian bersama para Malaekat dan duduk dalam tahta kemuliaan-Nya. “Lalu semua bangsa akan dukumpulkan di hdapan-Nya dan Ia akan memisahkan seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing.” Domba berada di sebelah kanan Yesus untuk diselamatkan, sedangkan kambing berada disebelah kiri Yesus untuk dihukum.

Kriteria yang digunakan Yesus untuk mengadili dan memisahkan seorang dari yang lain adalah tidakkan baik atas dasar kasih menolong sesama yang kita lakukan selama hidup ini. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Yesus hadir dan berpihak pada orang yang menderita. Ia mendorong kita untuk peduli dan menolong sesama yang paling membutuhkan bantuan.

Dalam masa pantang dan puasa ini kita membangun pertobatan diri kita. Kita mengasah kepedulian hati kita dan mengembangkan semangat berbagi dengan saudara yang mengalami kekurangan. Kita mengembangkan gerakan kasih, menyisihkan sebagian dari harta yang dikaruniakan Tuhan kepada kita untuk berbagi kasih menolong mereka. Yesus hadir dalam diri saudara yang menderita dan kepedulian kita terhadap mereka mendapatkan berkat dari Yesus. Kita diperkenankan masuk dalam Kerajaan telah disediakan bagi kita sejak dunia dijadikan.

Tuhan kami bersyukur Engkau telah menciptakan kami dan menghimpun kami di hadapan-Mu. Berilah kami hati yang penuh cinta, peka dan peduli pada sesama yang menderita. Semoga puasa dan pantang dalam masa Prapaskah ini, kami wujudkan dalam cinta kasih kepada sesama. Amin

Bidaracina 7 Maret 2022, Blasius Sumaryo SCJ