Gereja Katolik Paroki St Antonius Padua, Bidaracina
Misa Sabtu Suci kedua, 19 April 2025, dimulai pukul 20.00, dipimpin oleh Romo Antonius Heruyono, SCJ sebagai selebran utama dengan konselebran Romo Cornelius Dwijo Sukarno, SCJ. Umat mengikuti misa dengan hikmat baik di Gereja St. Antonius Padua, Gedung Hati Kudus Yesus (GHKY), maupun di Vitri Ballroom.
Misa diawali dengan pemberkatan lilin Paskah oleh Romo Dwijo dalam suasana gelap. Romo Dwijo mengangkat lilin Paskah besar, lambang terang Kristus di tengah kegelapan dunia, sambal melafalkan, “Kristus Cahaya Dunia” sebanyak tiga kali, yang dijawab umat dengan: “Syukur kepada Allah”. Lalu, dilanjutkan dengan pujian paskah oleh Pemazmur dan pembacaan Bacaan 1 s.d. 3 yang diambil dari Kitab Perjanjian Lama. Bacaan-bacaan tersebut saling berkaitan, tentang bagaimana Tuhan mencintai, melindungi, dan menyertai manusia dari awal mula penciptaan hingga seruan untuk turut serta dalam keselamatan yang datang dari Tuhan. Bacaan ini dibacakan diselingi dengan lantunan mazmur yang dinyanyikan dengan indah oleh para pemazmur.
Setelah melewati kegelapan, maka muncullah terang. Lampu di gereja dinyalakan dan gema Kemuliaan dinyanyikan dengan meriah. Bacaan Epistola yang diambil dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma menyatakan bahwa dalam Kristus dan oleh karena kuasa pembaptisan kita memperoleh kehidupan baru berkat kebangkitan-Nya. Kebangkitan Yesus juga disampaikan melalui Injil yang diambil dari Injil Lukas. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan jasad Yesus. Yesus telah bangkit.
Dalam khotbahnya, Romo Heru mengatakan bahwa dalam kegelapan selalu ada terang dan cahaya. Lampu yang dimatikan sebagai simbol kegelapan sedangkan lilin diumpamakan Cahaya Tuhan yang hadir menerangi kegelapan. Meski dalam kegelapan Tuhan selalu hadir dan menyertai. Menyingggung arti dari bacaan yang telah dibacakan lektor, ia mengatakan bahwa cara Tuhan mencintai kita sangatlah kreatif. Tuhan yang kreatif selalu mengutus orang-orang terpilih untuk menyelamatkan manusia, bahkan Putra-Nya sendiri. Tuhan tidak hanya menyertai tetapi juga mendorong umat-Nya untuk bebas. Tuhan ada dan menyatakan diri-Nya kepada orang lemah.
Romo Heru menambahkan, ketika Yesus bangkit, hanya beberapa perempuan yang berani mengunjungi makam Yesus. Perempuan yang saat itu dianggap lemah justru lebih berani dibandingkan laki-laki pada zaman itu. Ini membuktikan bahwa orang yang dianggap lemah justru menjadi terang pewartaan. Oleh karena itu, kita diajak untuk menjadi terang pewartaan di sekeliling kita.
Misa dilanjutkan pembaruan janji baptis, untuk mengingatkan kembali akan peristiwa pembaptisan kita. Selanjutnya masuk persembahan dan ekaristi sebagai puncak liturgi. Pada akhir misa, sebelum berkat dan pengutusan, Romo Heru menyapa umat di Aula Vitri dan GHKY. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan petugas, para donatur, serta Panti Asuhan Vincentius Putri karena telah mengizinkan untuk pertama kalinya Gedung Vitri digunakan untuk Misa Trihari Suci. Besar harapannya hal ini juga terjadi ketika Perayaan Natal.
“Selamat Paskah untuk semua umat!” ujar Romo Heru mewakili DPH diiringi oleh tepuk tangan, setelah sebelumnya sempat salah ucap “Selamat Natal”. Ditekankan: “Ingat, jangan memperhatikan lemah atau tidaknya seseorang, hebat atau tidaknya seseorang, tapi kita semua dipakai untuk menjadi penyalur warta kebangkitan.”
Misa ditutup dengan berkat oleh Romo Heru. Umat terlihat bahagia dan gembira setelah merayakan kebangkitan Yesus. Romo dan para petugas liturgi kembali lewat pintu utama sambil menyapa dan menyalami umat di dalam dan luar gereja. Lagu “Haec Dies” yang terdengar megah berkumandang di seluruh kompleks gereja.
Peliput: Jessica (Tim Komsos)
Tue Apr 29 2025 - webmaster