Sikap Yohanes pembaptis sungguh luar biasa. Ia pribadi yang rendah hati dan tahu posisi dirinya sebagai orang yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Gerakan pertobatan yang ia laksanakan dengan tanda baptis memikat banyak orang. Ia semakin dikenal di masyarakat. Dia tidak pernah melihat orang lain sebagai saingan atau musuh. Kerendahan hati membuat Yohanes mampu menghargai dan melihat segala yang baik pasti datang dari Tuhan.
Sebaliknya para murid Yohanes Pembaptis memahami kelompoknya sebagai kelompok yang elit lebih dari orang lain. Mereka tidak bisa terima saat Yesus bersama para murid-Nya tinggal di Yudea dan membaptis di sana. Sementara Yohanes membaptis di Ainon dekat Salim. Para murid Yohanes merasa tersaingi dan kawatir karena banyak orang pergi kepada Yesus.
Yohanes membimbing para murid untuk rendah hati dan menyadari bahwa semua kebaikan itu berasal dari Allah.”Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari Surga…Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Dengan kerendahan hati yang luar biasa ini Yohanes mengajak para murid untuk menghargai kebaikan yang dilakukan oleh sesama dan bekerjasama dengan semua orang. Ini cara kita untuk menghilangkan iri hati dan peraingan yang tidak sehat.
Yohanes juga menunjukkan sikap elegan menerima dan percaya kepada Yesus. Biarlah Yesus makin besar pengaruhnya di tengan masyarakat, sedangkan aku makin kecil. Inilah isi dari pewartaan kita, supaya kuasa Yesus makin besar dampa dan pengaruhnya dalam diri kita dan dalam hati masyarkat. Kita menghantar sesama untuk berjumpa, mengenal dan menerima kasih karunia dari Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus, kami bersyukur kepada-Mu, Engkau hadir untuk menguduskan diri kami dan membimbing pada kebenaran dan kebaikan. Bimbinglah kami untuk semakin rendah hati di hadapan Engkau dan sesama. Semoga kami semakin mentaati Sabda-Mu dan meneladan cinta kasih-Mu. Amin
Bidaracina 8 Januari 2022, Blasius Sumaryo SCJ.
