Print

Paham atau ajaran yang tertanam sejak awal sulit untuk dirubah meskipun ada realita baru. Masyarakat Yahudi menerima ajaran dari para leluhur bahwa Mesias itu keturunan Daud dari Betlehem. Mereka melihat bahwa Sabda dan karya Yesus itu memenuhi kriteria Mesias karena itu banyak tanggapan terhadap diri Yesus. “Dia benar-benar nabi yang akan datang.” Yang lain lagi mengungkapkanm “Ia ini Mesias.” Ada juga pendapat lain “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! Karena Kitab Suci mengatakan bahwa Mesias berasal dari Kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.” Mereka lupa bahwa Yesus ini lahir di Betlehem dan besar di Nazaret. Yesus sungguh Mesias yang dinantikan kehadiran-Nya.

Orang Farisi dan imam-imam kepala tetap menolak Yesus sebagai Mesias, bahkan mereka meminta para pengawal untuk menangkap Yesus. Namun para penjaga itu mengungkapkan: “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang ini.” Para pengawal kagum akan Yesus yang mengajar dengan penuh wibawa dan tanpa takut akan dibunuh. Maka makin marahlan orang Farisi dan menilai negatif orang lain. “Orang banyak itu tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!”

Nikodemus sebagai pemimpin rohani yang pernah datang pada malam hari untuk belajar pada Yesus, tahu siapa Yesus ini sebenarnya. Maka ia memberikan pembelaan terhadap Yesus dan menyadarkan orang Farisi. “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?”

Yesus sangat istimewa membuat banyak orang sangat tertarik dan mau mendengarkan serta percaya kepada-Nya. Namun orang Farisi tetap tidak bisa menerima ada nabi atau Mesias dari Galilea. Mirip dengan kita yang mengakui diri sebagai orang katolik tetapi jarang ke gereja dan mudah tersinggung. Yesus membimbing kita untuk tidak mudah mengadili oang lain, sebaliknya mendengarkan mereka dan mengampuni yang bersalah. Iman dan penerimaan kita terhadap Yesus sungguh menyelamatkan kita.

Tuhan bantulah kami untuk semakin melihat dan memahami karya-karya-mu dan semakin percaya kepada-Mu. Kami mohon semoga kami semakin percaya, bahwa dalam penderitaan dan penghinaan, Engkau tetaplah Allah kami yang membela dan melindungi kami. Amin

Bidaracina 2 April 2022, Blasius Sumaryo SCJ

Category: Embun Sabda Padua
Hits: 1071